Obat Herbal Xamthone Plus menurut para Ahli:
Menurut Dr. Kennet h Finsand (pakar pengurutan tulang & persendian) :
Manfaat manggis untuk otot dan tulang
Zaman dahulu ,
masyarakat asia tenggara sudah merasakan manisnya buah manggis yang
istimewa itu. Rasanya yang lezat bukan hanya berperan sebagai pemanis di
mulut, tetapi juga menyembuhkan penyakit disentri, peradangan, nyeri,
dll.
Otot dan Tulang memiliki masalah yang sama, yakni peradangan. Hormon prostaglandin penyebab rasa nyeri dan peradangan. Tahun
1981 saya mengalami cedera punggung. Dua puluh tahun saya terapi
chiropractic, namun rasa nyeri tetap ada. Suatu ketika saya mersakan jus
manggis dan ini awal perubahan kesehatan, hidup dan pekerjaan saya.Saya
rekomendasikan para pasien saya dan hasilnya menakjubkan. Sekarang saya
sudah terbebas dari obat-obatan kimiawi dan sepenuhnya lepas dari rasa
nyeri yang saya derita sepanjang 21 tahun terahir. Buah manggis pencegah
penyakit yang sempurna.
Menurut Dr. Sam Walters (Master dalam bidang biologi sains dengan spesialisasi nutrisi manusia)
Jika anda memahami apa yang saya pahami, anda pasti membawa manggis kemanapun anda pergi. Jus
manggis merupakan sesuatu yang lebih dari sekedar unik. Apabila anda
memahami apa yang saya pahami, anda pasti membawa manggis kemanapun anda
pergi. Antioksidan adalah kata kunci utama dalam mencegah penyakit.
Buah manggis memiliki begitu banyak khasiat. Penelitian badan-badan
pengobatan dunia menunjukan bahwa buah manggis secara langsung
menyembuhkan berbagai penyakit.
Penelitian terbaru
menemukan bahwa satu dari 4 rakyat amerika serikat mengidap kanker, dan 1
dari 5 orang akan meninggal pada usia dini. Solusi terbaik dari masalah
ini adalah pencegahan.. Kami merawat banyak pengidap kanker di tempat
kami. Kami mendetoksifikasi logam berat dengan buah manggis . Kulitnya
mengandung xanthone penyembuh kanker payudara, kanker paru-paru, kanker
perut , leukimia, dll.
Mayoritas Pasien yang
dirawat merupakan penderita stadium 4 keatas. Mereka hanya punya waktu
6-8 minggu untuk hidup. Manggis mampu mengembalikan hidup para pasien
tersebut. Yang di perlukan tubuh bahan biologis, bukan bahan-bahan
kimiawi, bahan polutan, dan bahan tiruan. Salah satu solusi yang dapat
anda lakukan demi sistem kekebalan tubuh anda adalah pencegahan, yakni
dengan minum jus manggis.
Menurut Dr. Ir. Warid Ali Qosim, M.S.
Dosen Jurusan Budi Daya Pertanian dan Tim Ahli Divisi TTG Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unpad Bandung.
Kulit Buah Manggis Sebagai Antioksidan
Ada satu ungkapan yang
sering dijumpai di masyarakat, “Biar hitam si buah manggis.” Ungkapan
tersebut digunakan untuk menilai sesuatu jangan dilihat dari bentuk
luarnya saja, tetapi lihatlah isinya. Begitu juga untuk menilai buah,
jangan melihat kulit buah manggis yang berwarna cokelat hitam, tetapi
daging buahnya yang berwarna putih, bertekstur halus, dan rasanya yang
manis sekali bercampur asam sehingga menimbulkan rasa khas dan segar.
Buah bernama Latin
Garcinia mangostana L. ini termasuk famili Guttiferae dan merupakan
spesies terbaik dari genus Garcinia. Manggis termasuk buah eksotik yang
sangat digemari oleh konsumen, baik di dalam maupun luar negeri, karena
rasanya yang lezat, bentuk buah yang indah, dan tekstur daging buah yang
putih halus. Tidak jarang jika manggis mendapat julukan Queen of
tropical fruit (Ratunya Buah-buahan Tropik).
Pada umumnya
masyarakat memanfaatkan tanaman manggis karena buahnya yang menyegarkan
dan mengandung gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Komposisi bagian
buah yang dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram air, 0,5 gram protein,
19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9
mg besi, 14 IU vitamin A, 66 mg vitamin C, vitamin B (tiamin) 0,09 mg,
vitamin B2 (riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg.
Kebanyakan buah manggis dikonsumsi dalam keadaan segar, karena olahan
awetannya kurang digemari oleh masyarakat.
Selain buah, kulit
buah manggis juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami dan bahan baku
obat-obatan. Kulit buah mengandung senyawa Xanthone yang meliputi
mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B,
trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfa mangostin, beta mangostin,
garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin, dan gartanin. Senyawa
tersebut sangat bermanfaat untuk kesehatan. Senyawa Xanthone tersebut
hanya dihasilkan dari genus Garcinia. Di luar negeri kulit buah manggis
sudah dibuat kapsul yang digunakan untuk suplemen diet, antioksidan, dan
antikanker.
Hasil penelitian
menunjukkan, ekstrak kulit manggis mempunyai aktivitas melawan sel
kanker meliputi breast, liver, dan leukemia. Selain itu, juga digunakan
untuk antihistamin, antiimpflamasi, menekan sistem saraf pusat, dan
tekanan darah, serta antiperadangan. Kulit buah juga mengandung
antosianin seperti cyanidin-3-sophoroside, dan cyanidin-3-glucoside.
Senyawa tersebut
berperan penting pada pewarnaan kulit manggis. Kulit buahnya mengandung
senyawa pektin, tanin, dan resin yang dimanfaatkan untuk menyamak kulit
dan sebagai zat pewarna hitam untuk makanan dan industri tekstil,
sedangkan dan getah kuning dimanfaatkan sebagai bahan baku cat dan
insektisida.Efek biologi & farmakologi
Rebusan kulit buah
manggis mempunyai efek antidiare. Buah manggis muda memiliki efek
speriniostatik dan spermisida. Ekstrak (n-heksana dan etanol) manggis
memiliki tingkat ketoksikan tertentu pada penggunaan metode uji Brine
Schrimp Test (BST). Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa alfa
mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis
(3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil isolasi dari kulit buah manggis
mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.
Dari hasil studi
farmakologi dan biokimia dapat diketahui bahwa alfa mangostin secara
kompetitif menghambat tidak hanya reseptor histamin H, mediator
kontraksi otot lunak tetapi juga epiramin yang membangun tempat reseptor
H1 pada sel otot lunak secara utuh.
Mangostin merupakan
tipe baru dari histamin. Toksisitas pemberian ekstrak daun muda terhadap
mencit bunting dengan dosis 500, 1000, dan 1500 mg/kg BB menunjukkan
efek pada fetus berupa penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada
fetus, dan adanya perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada
sel hepar, tetapi tidak terjadi kelainan perkembangan dan aborsi.
Ekstrak daun manggis dengan berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel
spermatid, terjadi penambahan jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya
gerak maju spermatozoa mencit.
Ekstrak kulit buah
yang larut dalam petroleum eter ditemukan dua senyawa alkaloid. Kulit
kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostana mengandung
sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu
alfa-mangostin dan mangostin yang berhasil diisolasi. Mangostin
merupakan komponen utama sedangkan mangostin merupakan konstituen minor.
Ditemukan metabolit baru yaitu 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-di
(3-metil-2butenil) xanton yang diberi nama a-mangostanin dari kulit buah
Garcinia mangostana.
Buah manggis digunakan
untuk mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir,
luka/borok. Selain itu, digunakan sebagai peluruh dahak dan untuk sakit
gigi. Kulit buah manggis digunakan untuk mengobati sariawan, disentri,
nyeri urat, sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri
perut. Akar untuk mengatasi haid yang tidak teratur. Dari segi rasa,
buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah.
Menurut Dr. Berna Elya
Peneliti Manggis Dari Departemen Farmasi Universitas Indonesia
Kulit Buah Manggis Mengandung Antioksidan Super
Selain
nangka-nangkaan, komoditas buah yang berkhasiat untuk kesehatan dan
kecantikan adalah manggis yang popular sebagai queen of fruits. Dr.
Berna Elya, periset jurusan Farmasi Universitas Indonesia mengungkapkan
bahwa manggis sebagai antioksidan. Menurut dr. Paulus Wahyudi Halim,
dokter sekaligus herbalis di Tangerang, Banten, antioksidan ‘menangkap’
radikal bebas dan mencegah kerusakan sel sehingga proses degenerasi sel
terhambat.
Disebut radikal bebas
lantaran atom atau kelompok atom itu memang dalam keadaan bebas alias
tidak terikat dengan gugus lain. Radikal bebas mempunyai elektron yang
tak berpasangan. Jika diibaratkan radikal bebas mirip orang jahat, belum
berpasangan, tangan tak terikat sehingga usil mengambil gambar orang.
Faktanya radikal bebas memang menangkap molekul hydrogen, asam lemak,
logam berat yang pada akhirnya memicu beragamnya penyakit degeneratif.
Antioksidan itu bagai
orang baik yang menangkap si jahat tadi setelah melepas molekul. Pada
kulit manggis, ‘orang baik hati’ itu bernama XANTHONE. Kadarnya mencapai
123.97 mg per 100 ml. Turunan antioksidan itu antara lain
3-isomangostin, alphamangostin, gammamangostin dan garcinone A.
Nama Garcinone A mudah
ditebak, nama dari genus pohon asal Kalimantan itu, Garcinia
mangostana. Itu mengabadikan nama ahli botani dari Perancis Laurent
Garcin.
Khasiat XANTHONE bukan
sekedar antioksidan, tetapi juga antikanker seperti hasil riset
Moongkarndi. Peneliti Fakultas Farmasi Universitas Mahidol itu menguji
XANTHONE dalam riset praklinis dengan SKBR3 alias kultur sel kanker
payudara manusia. Hasilnya? Ekstrak kulit manggis bersifat
antiproliferasi yang kuat untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.
Selain itu ekstrak itu juga bersifat apoptosis atau mendukung
penghancuran sel kanker.
Chi Kuan Ho dari
Veterans General Hospital dari Taipei mengungkapkan bahwa turunan
XANTHONE mujarab mengatasi sel HCCs hepatocellular carcinomas atau
kanker hati. Turunan XANTHONE itu adalah Garcinone E. Kami menyarankan
bahwa Garcinone E mungkin berpotensi untuk digunakan dalam perawatan
beberapa tipe kanker yang berhubungan dengan pencernaan dan paru-paru.
Menurur Dr.Albert Miller:
Kali pertama saya
meneliti buah manggis terjadi pada bulan Oktober 2004. Sebelumnya, saya
sama sekali belum pernah mendengar tentang buah manggis atau xanthone,
sehingga saya sangat antusias untuk segera memulai penelitian (karena
pencegahan dan kesehatan tubuh adalah spesialisasi medis saya). Saya
pergi ke Medscape (sebuah sumber online untuk para pakar kesehatan) dan
segera melakukan pencarian Medline pada xanthone dan buah manggis, dan
hasilnya membuat saya terkejut.
Berdasarkan faktanya,
saya menemukan lebih dari seribu artikel tentang xanthone dan dua
puluhan tentang buah manggis. Saya mendapati bahwa struktur xanthone
stabil, terdiri atas tiga lapisan molekul karbon, dan saya menemukan
lebih dari 40 jenis xanthone ternyata terdapat dalam buah manggis.
Kebanyakan dari xanthone ini terkandung dalam kantung benih atau kulit
luar buah manggis.
Apabila saya
menelusuri semua informasi yang tersedia, hal tersebut sangat memakan
waktu dan mustahil dilakukan dalam tempo waktu yang secukupnya. Oleh
karena itu, saya mengecilkan pencarian klinis saya menjadi lebih
spesifik sesuai dengan tujuan saya. Pencarian ini menemukan beberapa
artikel yang mendukung, antara lain: 1) daya potensial anti-oksidan, 2)
sifat anti luka bakar, 3) sifat anti bakteri, 4) sifat anti tumor, dan
pada beberapa kasus bahkan apoptosis (kematian sel-sel tumor). Sejak
saat itu, saya menempatkan buah manggis dalam penelitian saya. Saya
bahkan mulai mengkonsumsinya, dan menuliskan resep serupa kepada
beberapa kelompok pasien (banyak di antaranya yang saya harapkan
perkembangan kondisi kesehatannya). Apabila hasilnya terbukti dan ilmu
pengetahuan serta pengalaman klinis pribadi dapat memperkuat penelitian
saya, saya pasti memperluas rekomendasi buah manggis ini.
Sebagai percobaan
awal, saya menggunakan lima pasien saya berserta saya dan istri saya
sebagai percobaan mengonsumsi jus buah manggis, dan hasilnya luar biasa.
Yang paling memukau saya adalah efeknya yang anti luka bakar,
mengurangi bengkak dan rasa sakit. Ini semua kami rasakan pada bulan
percobaan pertama kami. Oleh karena itu, saya mulai merekomendasikan
buah manggis untuk berbagai gejala penyakit dan penyakit. Penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh seperti rheumatoid arthritis (luka
bakar akut pada sendi), lupus, dan psoriaris, terlihat menunjukkan
kemajuan medis yang luar biasa. Di samping itu, para pasien kami
mengalami pengurangan bengkak dan rasa sakit, serta meningkatnya
energi/vitalitas tubuh.
Kami mendokumentasikan hasil tes
laboratorium yang telah diperbaharui, seperti berkurangnya kisaran
pengendapan eritrosit (sel darah merah), antibodi anti nuklir, dan
faktor-faktor rheumatoid (persendian). Masalah kulit kronis seperti
eczema dan dermatitis, terlihat semakin membaik pada banyak pasien kami,
sehingga secara total menghilangkan ketergantungan pemakaian steroid
topical dalam banyak kasus yang terjadi. Kaum pria dengan penyakit
prostat yang tidak dapat disembuhkan dilaporkan terjadi pengurangan
nocturia (jumlah frekuensi mereka terbangun tengah malam untuk buang air
kecil). Sebagai bahan pendukungnya, saya melihat sendiri berkurangnya
tekanan darah di beberapa antigen tertentu kelenjar prostat. Sakit
Osteorthritis dan gejala fibromyalgia tidak seratus persen sembuh dari
kebanyakan pasien, tapi menunjukkan kemajuan yang bagus dalam proses
penyembuhan.
Saya ingin berbagi
kepada Anda tentang beberapa kasus menarik dan mengejutkan. Yang satu
adalah perempuan berusia 83 tahun yang mengalami kegagalan ginjal dengan
kadar creatitine 24 (pada angka 20 dibutuhkan terapi dialysis). Dia
mulai mengikuti kelas dialysis dan bersiap diri dalam menghadapi terapi
tersebut. Setelah mengkonsumsi buah manggis selama satu bulan, kadar
creatitine-nya meningkat menjadi 49, sehingga dia tidak perlu menjalani
terapi dialysis. Selain itu, saya juga memiliki beberapa pasien lain
yang menunjukkan kemajuan dalam fungsi ginjal. Pada kebanyakan kasus,
penggunaan buah manggis sudah banyak mengurangi ketergantungan mereka
(para pasien) atas pengobatan diuretic (water pill).
Sedangkan untuk saya,
kepadatan mineral tulang saya sendiri berubah dari penderita osteopenia
menjadi orang normal rata-rata, setelah mengkonsumsi buah manggis selama
satu tahun. Terus terang, ini kejutan yang menyenangkan bagi saya.
Setelah itu, saya mencatat beberapa kemajuan kepadatan tulang di catatan
medis pasien saya. Perubahan dalam kepadatan tulang secara perlahan
terjadi, dan biasanya hanya ditemukan setiap satu atau dua tahun sekali.
Saya optimis bahwa kami pasti dapat menemukan lebih banyak hasil bagus
pada masa mendatang.
Seringkali saya
ditanyakan tentang apa yang menjadi manfaat terbesar yang ditawarkan
buah manggis. Dari semua yang sudah saya paparkan sejauh ini, mungkin
saja Anda berpikir bahwa jawaban saya terhadap pertanyaan tersebut
adalah respons pasien dengan penyakit sistem kekebalan tubuh.
Sebenarnya, saya justru sering berkomentar bahwa jika Anda ingin melihat
hasil yang “wah”, cari seseorang yang bermasalah dengan sistem
kekebalan tubuh, dan mulailah pengkonsumsian buah manggis kepada mereka.
Akan tetapi, saya berpendapat bahwa tindakan pencegahan merupakan
manfaat terbesar dari pengkonsumsian buah manggis. Saya sepenuhnya yakin
bahwa bukti-bukti yang ada dengan jelas mengarah kepada semua penyakit
yang berkaitan dengan penuaan secara langsung atau tidak langsung
sebagai akibat dari oksidasi berlebihan, luka bakar yang tak terkontrol,
atau rusaknya sistem kekebalan tubuh. Seperti yang telah saya katakan
sebelumnya, buah manggis memiliki efek yang sangat besar atas
penyakit-penyakit itu. Buah manggis merupakan satu-satunya suplemen
pencegahan yang paling kuat yang tersedia untuk kita saat ini. Saya
terus mengkonsumsi vitamin dan mineral saya, bersamaan dengan jus
manggis. Saya menyarankan hal yang serupa kepada semua pasien saya, dan
di beberapa kasus saya menyarankan suplemen tambahan untuk menghindari
resiko berbagai penyakit. Pendekatan terhadap berbagai macam faktor
seringkali adalah yang terbaik.
Berhubung profesi dan
spesialisasi saya, saya sering menerima pertanyaan yang membutuhkan
jawaban dari seorang pakar. Dalam meresponsnya, saa ini Fifi Cheek dan
saya bekerjasama mengadakan konferensi bulanan untuk menyediakan
pertanyaan dan jawaban yang berhubungan dengan manfaat buah manggis.
Seringkali pertanyaan yang datang berputar sekitar dosis, dan dalam
meresponsnya saya mengarang sebuah buku yang berjudul :
MANCANEGARA
Khasiat XAMthone lain
sebagai antibakteri dan antivirus sebagaimana hasil riset Matsumoto.
Dalam uji invitro, periset Gifu International Institute of Biotechnology
itu membuktikan XAMthone tokcer mengatasi Mycobacterium tuberculosis,
bakteri penyebab tuberculosis (TB).
Dalam hal jumlah
pengidap TBC, saat ini di Indonesia peringkat ke-3 setelah Cina dan
India. Padahal obat anti TBC berserakan di negeri ini. Keperkasaan
XAMthone juga melibas human immunodeficiency virus penyebab anjloknya
kekebalan tubuh. Senyawa itu menghambat replikasi.
Faedah lain manggis
adalah anti jerawat. Itu gara-gara Chomnawang, periset Fakultas Farmasi
Universitas Mahidol, membuktikan manggis bersifat antibakteri. Dalam
riset itu ekstrak kulit manggis menghambat perkembangan bakteri
Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Remaja perempuan
mungkin paling membenci kedua makhluk liliput itu.
Gara-gara bakteri
mungil itu, pipi mereka bertabur jerawat. Chomnawang mengukur efek
antikroba dengan 2 cara, disc diffusion dan broth dilution. Yang disebut
pertama berarti mengukur efek antikroba dengan 2 cara, disc diffusion
dan broth dilution. Yang disebut pertama berarti mengukur efek melawan
bakteri yang tumbuh di dalam kultur dengan media agar metode broth
dilution, dengan media kaldu. Hasilnya ekstrak paling kuat menghambat
perkembangan bakteri penyebab jerawat. Kulit buah anggota famili
Cluciaceae itu mengungguli ketepeng senna alata, kirinyu Eupatorium
odoratum, dan landik Barleria lupulina.
Begitu lebar tabir
manggis yang tersingkap. Sayang, di tanah leluhurnya sang eksotis
berjuluk ratu buah itu, belum banyak dimanfaatkan. Mungkin sebaliknya di
mancanegara. Selama ini negara-negara maju seperti Uni Emirat Arab,
Hongkong dan Belanda mengimpor manggis asal Indonesia. Badan Pusat
Statistik mencatat volume ekspor Indonesia pada 2004 lebih dari 3 ribu
ton dari total produksi 62.117 ton. Setahun kemudian volume ekspor
melambung 8.472 ton, produksi 64.711 ton.
Boleh jadi tak Cuma
daging buah kaya vitamin C-66 mg-yang mereka nikmati, tetapi juga kulit
nan multikhasiat. Antikanker, antioksidan, mujarab mengatasi jantung
koroner, mengatasi HIV, cuma sebagian kecil dari khasiat kulit yang
selama ini menghiasi tong sampah. Tabir yang menyelimuti jack dan queen
tersingkap. Di rimba raya sana terdapat banyak komoditas yang masih
menjadi misteri, dan manggis adalah sebuah misteri alam untuk kebaikan
manusia.
sumber : Lampung pos
ALTERNATIF lain
mendapatkan antioksidan guna mencegah perusakan sel yang disebabkan
radikal bebas adalah buah manggis. Buah eksotis yang sering dijuluki
queen of fruit ini ternyata memiliki banyak kandungan antioksidan pada
kulit dan buahnya.
Dari hasil suatu
penelitian, buah asli Asia Tenggara ini dapat menghasilkan xanthone,
yaitu zat yang terbentuk dari hasil isolasi kulit buah manggis. Kadarnya
mencapai 123,97 mg per ml. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi
dan antioksidan.
Penelitian xanthone
telah dimulai sejak tahun 1970 dan hingga kini telah ditemukan lebih
dari 40 jenis xanthone, di antaranya adalah alpha-mangostin dan gamma
mangostin yang dipercaya memiliki kemampuan mencegah berbagai penyakit.
Kedua jenis xanthone tersebut dapat membantu menghentikan inflamasi
(radang) dengan cara menghambat produksi enzim COX-2 yang menyebabkan
inflamasi.
Penelitian lain
menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik
daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis
ini dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan peradangan,
seperti artritis dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit disfungsi
otak).
Xanthone juga
bermanfaat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor. Kemampuan
antioksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal
sebagai antioksidan yang paling efektif. Kandungan alpha-mangostin dan
gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat sebagai antibakteri.
Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya
dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan
minocycline.
Manggis merupakan
komoditas buah yang berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan karena
memiliki antioksidan yang menangkap radikal bebas dan mencegah keruakan
sel sehingga proses degenerasi sel terhambat. Tidak cuma daging buah
manggis yang kaya vitamin C-66 mg, tetapi juga kulit yang multi khasiat
yaitu antikanker, antioksidan, mujarab mengatasi jantung koroner, HIV,
dan sebagainya.
Ekstrak kulit manggis
bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain
itu ekstrak itu juga bersifat apotosis penghancur sel kanker. Xanthone
mampu merawat beberapa jenis penyakit kanker seperti kanker hati,
pencernaan, paru-paru dan sebagainya. Xanthone dalam kulit manggis juga
ampuh mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC), asma, eukimia,
antiinflamasi, dan antidiare.
Penelitian terbaru
menemukan satu dari empat rakyat Amerika Serikat mengidap kanker dan 1
dari 5 orang akan meninggal pada usia dini. Solusi terbaik dari masalah
ini adalah pencegahan. Konsumsi manggis secara rutin membuat awet muda
karena antioksidan super yang berfungsi menjaga serta memperbaiki
sel-sel tubuh yang rusak dan menjadi lebih baik. Manggis membantu
menghancurkan semua penyakit dalam tubuh dan memperbaiki sistem antibodi
dalam tubuh.
sumber : Lampung pos
Penelitian tentang
xanthone telah dimulai sejak tahun 1970 dan hingga saat ini telah
ditemukan lebih dari 40 jenis xanthone, diantaranya adalah
alpha-mangostin dan gamma mangostin yang dipercaya memiliki kemampuan
mencegah berbagai penyakit. Kedua jenis xanthone tersebut dapat membantu
menghentikan inflamasi (radang) dengan cara menghambat produksi enzim
COX-2 yang menyebabkan inflamasi.
Penelitian lain
menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik
daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis
ini dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh
peradangan, seperti artritis dan alzheimer (merupakan salah satu
penyakit disfungsi otak).
Xanthone juga
bermanfaat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor. Kemampuan
antioksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal
sebagai antioksidan yang paling efektif.
Kandungan
alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat
sebagai anti bakteri. Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai
efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran
seperti amphicillin dan minocycline.
Selain itu, kandungan stilbenes pada buah manggis juga sangat bermanfaat sebagai antifungi. Sebuah
studi di Singapura menunjukkan bahwa sifat antioksidan pada buah
manggis jauh lebih efektif dibandingkan dengan durian dan rambutan.
Source (http://tubuhsehat.blogdetik.com/category/buah-manfaatnya/)
Kajian terkini melalui
sains telah membuktikan khasiat dan kelebihan buah manggis dengan
penemuan sejenis bahan aktif di dalam buah manggis yang dikenali sebagai
xanthone.
Xanthone ialah suatu
bahan kimia aktif dengan strukturnya yang terdiri 3 cincin dan ini
menjadikannya sangat stabil ketika berada dalam badan. Struktur ini
menjadikannya sangat stabil dalam keadaan panas atau dingin.
Terdapat lebih dari
200 jenis bahan xanthone di alam tetapi lebih dari 40 jenis xanthone
terdapat dalam buah manggis dan ini merupakan kandungan yang terbanyak.
Khasiat terbaik dari
xanthone ialah ianya bersifat anti-oksidan yaitu menghambat proses
oksidasi atau proses penuaan tubuh/sel tubuh. Xanthone akan melindungi
sel dan mengurangi kerusakan pada sel akibat radikal bebas. Selain
bermanfaat sebagai anti-oksidan, buah manggis juga berkhasiat sebagai
antibakteri, anti-kanker, dan anti-radang.
Bagian lain yang
bermanfaat adalah kulit buahnya. Kulit manggis menghasilkan warna merah
keunguan, dan amat sulit dibersihkan. Karena mengandung tanin, resin,
dan crystallizable mangostine (C20H22O5), yang mudah larut dalam alkohol
atau ether, tidak larut dalam air. Kulit manggis amat berkhasiat untuk
membuang asam ureat di dalam tubuh yang berguna bagi penderita
reumatik/gout.
(source dari http://tanpapena.blogspot.com/2009/06/khasiat-buah-manggis.html)