TANYA :
Dokter Citra, saya ingin bertanya, apakah kualitas air minum dapat
menyebabkan gigi menjadi mudah keropos? Saya juga pernah membaca
literatur kalau beberapa jenis makanan juga dapat menyebabkan gigi
menjadi keropos. Apa sebenarnya yang membuat gigi menjadi keropos dan
bagaimana cara mengatasinya?
(Dulatip, 32, Jakarta)
JAWAB :
Bapak Dulatip yang baik, menarik sekali pertanyaannya.
Benar sekali bapak, bahwa makanan dan
minuman yang kita konsumsi dapat mempengaruhi pengeroposan gigi. Sekilas
mengenai proses terjadinya gigi keropos, atau istilah medisnya adalah
karies gigi.
Karies gigi dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan
proses kehilangan mineral gigi (demineralisasi) dengan proses
pengembalian mineral gigi (remineralisasi), yaitu ketika bakteri
menghasilkan ion hidrogen dari hasil fermentasi sisa makanan dan minuman
yang kita konsumsi pada saat pH rongga mulut kita dalam kondisi kritis
atau asam (< 5,5) sehingga terjadilah pelarutan mineral-mineral di
dalam gigi.
Kemudian akibat tidak adanya proses
penyeimbangan pH, maka rongga mulut tidak dapat mengembalikan
mineral-mineral yang hilang tadi, sehingga terjadilah pengeroposan gigi.
Hal-hal yang dapat menyebabkan
terjadinya kehilangan mineral-mineral gigi ditimbulkan oleh berbagai
kebiasaan buruk, antara lain:
1. Frekuensi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung
karbohidrat olahan diantara waktu makan utama kita.
2. Paparan asam dari makanan dan minuman.
Dalam beberapa kondisi, karies-pun dapat diakibatkan oleh
konsumsi
makanan dan minuman yang asam misalnya minuman
ringan berkarbonasi,
sport drinks, cordial (minuman manis
non-alkohol), dan jus buah.
3. Akumulasi dan retensi plak.
4. Teknik dan frekuensi menyikat gigi yang salah.
5. Asupan fluor yang kurang.
Dapat diperoleh dari pasta gigi, air minum yang mengandung
fluor, dan
aplikasi fluor oleh dokter gigi. Sistem air minum yang
mengandung fluor
sudah diterapkan sejak lama di Luar Negeri,
kandungan fluornya pun tidak
boleh melebihi dosis karena akan
membahayakan tubuh. Namun, di
Indonesia belum diterapkan
sistem air minum semacam ini.
6. Serta faktor-faktor modifikasi seperti perubahan gaya hidup,
kondisi medis secara umum, sosial-ekonomi, dan kepatuhan
pasien juga
berperan.
Cara mencegah gigi keropos, adalah
dengan melakukan kebiasaan yang dapat mendukung proses pengembalian
mineral-mineral gigi yang hilang melalui perawatan non invasif dibawah
ini, antara lain:
1. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung
karbohidrat olahan dan asam diantara waktu makan utama kita.
2. Meningkatkan asupan air minum anda.
Minumlah air mineral minimal 2 liter (8 gelas) sehari, sehingga
aliran
air ludah anda akan lebih banyak. Hal ini berfungsi sebagai
pembersih
alami bagi gigi-gigi anda, dan sebagai penetral kondisi
rongga mulut
anda yang asam. Kondisi mulut asam (pH rendah)
dapat menyebabkan
terjadinya demineralisasi gigi.
3. Melakukan pembersihan gigi.
Lakukan penyikatan gigi dengan teknik dan frekuensi yang tepat
(artikel
tanggal 10 Mei 2012 tentang jadwal menggosok gigi yang
baik dan artikel
19 Juli 2012). Serta lakukan pembersihan mekanis
tambahan bagi gigi
menggunakan benang gigi (dental floss).
4. Menggunakan agen antibakteri bagi rongga mulut.
Anda dapat menggunakan obat kumur klorheksidin sebagai agen
antibakteri
bagi rongga mulut anda. Penggunaannya tidak boleh
lebih dari 2 minggu
berturut-turut.
5. Menggunakan pasta gigi berfluor.
Cara pemilihan pasta gigi yang tepat dapat dilihat pada artikel
tanggal 10 Mei 2012.
Namun kebutuhan perawatan diatas
berbeda-beda bagi setiap orang, sebaiknya lakukan terlebih dahulu
pemeriksaan faktor resiko gigi keropos (faktor resiko karies) di Dokter
Gigi langganan anda, kemudian baru dapat ditentukan perawatan non
invasif apa yang tepat untuk kondisi mulut anda.
Demikian Bapak Dulatip, semoga bermanfaat informasinya.